WELCOME TO MY PAGE |
|
MERAGA SUKMA
setelah lilin itu dinyalakan, kemudian lampu kamar dimatikan, aku diharuskan memandangi nyala apinya selama beberapa menit sambil berkonsentrasi, kemudian memejamkan mataku Aneh, nyala api lilin seakan masih ada didepan mataku, padahal aku sudah memejamkan mata, terdengan guru pembimbing spiritualku berkata : “ sebutkan warna-warna nyala api lilin yang kau lihat “, memang kemudian muncul nyala lilin warna merah, biru, kuning, hijau, bergantian, ada yang dua-tiga kali muncul, malah warna hitam juga muncul, setiap kusebutkan dicatat dengan teliti oleh guru pembimbingku. Setelah nyala api lilin kemudian tidak muncul lagi maka lampu kamar dinyalakan dan diperlihatkan kepadaku catatan deretan warna-warna yang muncul saat aku memejamkan mata. Setelah mempelajari catatan itu beberapa saat dan membandingkannya dengan beberapa catatan sebelumnya, kemudian dia menganggukan kepalanya, “ Bagus “, katanya, “ Mulai malam ini sudah bisa dilakukan upacara meraga sukma “. Aku sangat gembira karena tak sia-sialah usahaku mempersiapkan segala sesuatunya agar aku bisa meraga sukma, keluar dari tubuhku dan pergi kealam gaib yang sejak lama sangat kudambakan. Tujuh simpul gaib ditubuhku dibuka olehnya, agar roh-ku bisa melepaskan diri dari raga-ku dan pergi berpetualang kealam gaib. Setelah beberapa kali mengadakan peneropongan secara gaib maka aku disuruh meditasi, menjalani ritual khusus, yaitu cara atau kunci agar bisa melepaskan diri dari kurungan raga, setelah sebelumnya berdoa minta perlindungan kepada Tuhan......... Alloh SWT. Saudaraku yang dari Solo telah sejak lama bisa meraga sukma dan menceritakan banyak pengalamannya yang fantastis (menurutku), dan membuatku sangat takjub dan tertarik untuk mempelajari ilmu ini, apalagi setelah dijelaskan bahwa kalau telah menguasainya dengan sempurna, maka batas ruang dan waktu menjadi tidak ada. Maksudnya adalah, bisa melihat kejadian-kejadian apa saja dan dimana saja, kapan saja, dari kamar tempat kita meditasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, selain tentunya bertemu dengan mahluk-mahluk alam gaib yang kasat mata. Setelah menjalani ritual yang disuruh oleh guru pembimbingku, kemudian aku disuruh melompat keluar melalui ubun-ubun kepalaku, tentu saja aku bingung, bagaimana caranya, akan tetapi kucoba untuk melakukannya, yaitu roh-ku melompat keluar dari raga-ku Sekali, dua kali gagal, yang ketiga kalinya sepertinya berhasil. Tiba-tiba aku sangat terkejut dan hampir berteriak kaget karena melihat diriku sedang duduk dengan serius dihadapanku melakukan meditasi. Lho koq bagaimana ini, aku bisa melihat diriku sendiri berada dihadapanku. Lalu aku sendiri yang sedang melihat diriku ini apa ?. Terdengar suara guru pembimbingku mengingatkan agar aku janganlah takut atau terkejut dengan kejadian ini. Ternyata saat ini aku sedang berada dalam alam yang bersinar kebiruan, dan anehnya aku bisa melihat ketempat yang gelap sekalipun dengan jelas. Aku menegok kesebelah diriku dan terlihat guru pembimbingku juga sedang duduk meditasi, disampingnya terlihat perwujudannya berpakaian putih-putih dan tubuhnya bercahaya, guru pembimbingku koq ada dua ?, fikirku. Wujud yang bersinar dari pembimbingku memberi isyarat agar aku mengikutinya, aku mencoba berjalan tapi sangat sulit dan kaku, beberapa kali hampir terjatuh. Tubuh bersinar pembimbingku dengan tidak sabar memberi lagi isyarat agar aku mengikutinya, aku mencoba berjalan sebisaku mengikutinya berjalan keluar rumah. Setibanya diluar rumah kulihat tiba-tiba pembimbingku tidak jalan dilantai, akan tetapi telah terbang naik beberapa meter dari tanah dan menunjuk kearah Selatan. Terdengar bisikannya jelas ditelingaku : “ Coba-lah, kau bisa terbang sepertiku, kita terbang menuju ke arah Selatan “. Kucoba menjejakkan kakiku kelantai, keanehan terjadi tubuhku melayang naik beberapa meter tapi agak menggeliat miring, hampir jatuh. Akhirnya aku berhasil menguasai tubuh halusku dan terbang mengikuti pembimbingku kearah selatan, terus menembus awan, melewati hutan, gunung dan akhirnya tiba ditepi pantai. Gelombang laut terlihat menerjang kearah pantai dengan dahsyatnya dan membasahi kakiku, terlihat pembimbingku berjalan kearah laut, dan aku terus mengikutinya dari belakang. Tubuhku mulai tenggelam kedalam laut, ketika air telah mencapai pinggangku terdengar pembimbingku berbisik : “ Mohon agar bisa berjalan diatas air “, dan terlihat pembimbingku telah melesat dengan cepatnya diatas air terus menuju ke Selatan. Setelah memohon, pelan-pelan tubuhku terangkat dan bisa berjalan diatas air laut, pakaianku langsung kering seakan akan tidak pernah terendam air laut sebelumnya, kejadian ini sangat mengagumkanku sehingga membuatku menjadi bersemangat dan berlari cepat menyusul pembimbingku yang sudah jauh didepan. Terlihat ada bentuk gapura didalam laut dan pembimbingku sedang meminta ijin kepada pengawal untuk masuk kedalam istana, mendadak laut terbuka membentuk lubang, ruang yang sangat besar dengan gapura yang indah, lengkap dengan anak tangganya, kami masuk kedalam dengan takjub. Sayup-sayup terdengar suara gamelan dengan nada-nada yang belum pernah kudengar sebelumnya. Istana bersinar kehijauan dan terlihat banyak yang lalu lalang akan tetapi tidak sedikitpun diantara mereka yang menoleh kearah kami. Mendekati pintu depan istana pengawal mencegat kami dengan memalangkan tombak yang bersinar keemasan, dan sekali lagi pembimbingku menyampaikan salam niatnya. Terdengar suara merdu dari dalam dan para pengawal menyingkir memberi kami jalan masuk kedalam istana. Situasi Istana sulit untuk digambarkan, sangat indahnya, tiang-tiangnya berukir indah dan berkilauan berlapis emas dan lantainya juga berkilauan, dimana mana bertebaran hiasan-hiasan yang menakjubkan yang menambah indahnya istana ini. Terdengar lagi suara merdu menyambut kami, dan dengan takjub aku melihat sesosok tubuh molek dengan busana serba hijau dan gemerlapan yang dihiasi intan permata, parasnya cantik bersinar dan berseri, memakai mahkota emas yang berkilauan, menyambut kedatangan kami, mahluk cantik jelita yang duduk disinggasananya ini sulit untuk digambarkan kecantikannya. Kemudian memberi isyarat dengan melambaikan tangannya agar kami mendekat. Aku mendekat dan mengikuti pembimbingku yang menyembah dengan takzim, inikah Nyi Roro Kidul yang terkenal itu, Penguasa Laut Selatan, Ratu dari alam gaib, kesinikah aku dibawa oleh pembimbingku untuk menjumpainya dan memperkenalkan diriku. Terlihat Ratu Kidul turun dari singgasananya dan menyuruh kami berdiri, aku menundukkan muka tidak berani melihat wajahnya yang halus, cantik jelita dan bersinar, juga kearah busana atasnya yang agak tembus pandang dan memperlihatkan tubuh bagian atas yang aduhai. Ratu memanggilku untuk mendekat, kemudian menyentuh kepalaku dan memberikan sebuah keris kecil, yang dengan agak kebingungan kemudian kuterima. Kuanggukkan kepala dan kuucapkan terima kasih atas pemberiannya. Ratu mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum kearahku atas sikapku yang agak gugup tapi tetap santun. Setelah selesai bertemu dengan Ratu Kidul, kemudian pembimbingku menggamit tanganku untuk mengajak pulang. Kami amit mundur, pamit dan meninggalkan istana dasar lautnya Ratu Kidul. Keris pemberian Ratu Kidul kugenggam erat-erat ditangan kananku. Lain dengan masuknya, kami keluar dengan mudah tanpa halangan apapun dari para pengawal dan kemudian ‘ tancap gas ’ terbang kembali ketempat kami meditasi. Sambil terbang aku terus-menerus melirik ke keris pemberian Ratu Kidul, dan tak henti mengaguminya. Perjalanan pulang terasa sangat cepat dan tiba-tiba sudah berada dihadapan raga kami yang masih terlihat asyik bermeditasi. Kulihat tubuh halusku memakai pakaian berwarna keperakan dan didadaku terlihat gambar Rajawali dan Naga sedang bercengkrama. Terus terang aku kaget dan kagum melihat penampilanku sendiri yang baru kuperhatikan, tidak dari awal saat keberangkatan ke Istana Ratu Laut Selatan. Tak terasa genggaman tanganku ke keris yang diberikan Ratu Kidul mengendur dan mendadak sontak tiba-tiba keris terbang berputar-putar serta menukik tajam masuk kedalam lengan kiriku dan menetap disana. Aku benar-benar terkejut atas kejadian ini dan terus meneliti keadaan tangan kiriku yang telah terisi keris. Takjub. Begitu mendekati raganya ternyata tubuh halusku langsung tersedot masuk bagaikan asap yang dengan sangat cepatnya kembali menyatu dengan ragaku, alam biru perlahan memudar dan kesadaran timbul dalam diriku ‘ Aku sudah kembali ‘. Aku membuka mataku perlahan dan sinar lampu dari kamar sebelah memasuki bola mataku dan menimbulkan kesadaran bahwa ‘ telah kembali ke alam nyata ‘. Kulihat guru pembimbingku-pun telah membuka matanya dan tersenyum kepadaku, kemudian berkata : “ Sang Ratu telah berkenan memberimu keris “. Aku mengangguk-angguk dan keingintahuanku langsung menyeruak apakah guru pembimbingku melihat pakaian halusku, dan aku bertanya : “ Apa bapak bisa melihat saya juga, seperti saya melihat bapak ? Kalau boleh tahu seperti apa tubuh halus saya ini dan bagaimana dengan pakaianku ? “. “ Tentu saja aku melihat juga dan pakaian keperakan yang kau kenakan sangat indah apalagi dengan gambar burung dan ular naga besar didadamu “, jawabnya lengkap dan memuaskan hatiku. Akh, ternyata apa yang kulihat sama dengan yang dilihatnya, berarti ini bukan mimpi atau khayalan saja tetapi benar-benar terjadi. Dan tubuhku bergetar keras karena sensasi hebat yang tiba-tiba muncul kedalam hatiku. “ Luar biasa, sungguh luar biasa, .... “, hanya itu yang bisa kuucapkan lirih.
Tapi aku masih mengejar lagi dengan pertanyaan : “ Sepertinya rumah ini ada mahluk halusnya terutama di pohon Nangka itu kelihatan galak “, dengan tersenyum pembimbingku berkata lagi : “ Oh.... maksudnya mahluk berekor yang giginya runcing itu, dan dibelakang rumah mahluk perempuan dengan punggung bolong dan rambut riap-riapan, kalau tidak mengganggu biarkan saja, mereka kan dialamnya, kita dialam kita “. Memberi penjelasan lagi yang lebih meyakinkan kepadaku bahwa alam gaib itu memang ada, dan bisa kita lihat bila kita memang mempunyai kekuatan atau ilmu untuk menembus kealam gaib. Karena apa-apa yang kulihat ternyata dilihatnya juga sama tak berbeda, dan kita bisa saling melihat tubuh halus kita seperti didunia nyata saja. Bedanya, apapun yang kita mohon dialam gaib dapat langsung terkabul, dan bisa kita dapatkan seketika itu juga, misalnya kita minta emas balokan, langsung ditangan kita muncul emas balokan 24 karat dengan berat misalnya satu kilo, akan tetapi bila kita kembali keraga kita dan membuka mata ternyata dialam nyata......., tidak ada ditangan kita emas balokan tersebut. Hanya ada di alam gaib. Mungkin ada caranya untuk mewujudkannya kealam nyata tapi masih belum kuketahui bagaimana dan harus melakukan apa persyaratannya..... Wajah cantik sang Ratu dengan Istana megahnya, keris pemberiannya serta pengalaman gaib perjalanan Meraga Sukma itu masih terus terbayang-bayang hingga beberapa hari kemudian, sampai kemudian pengalaman-pengalaman gaib lainnya yang lebih mencekam kudapatkan dan terus berlanjut hingga kini. Demikianlah pengalamanku pertama kali bisa Meraga Sukma dan masuk ke-alam gaib yang menakjubkan, ternyata perjalanan dialam gaib yang rasanya lama itu, hanya memakan waktu 20 menit saja. Akan tetapi dialam sana banyak mahluk-mahluk gaib yang jahat sehingga sangatlah berbahaya memasuki alam gaib tanpa bimbingan dan perlindungan yang kuat, bisa-bisa kita terperangkap dan tidak bisa keluar lagi sehingga dianggap telah mati (suri) oleh orang-orang, dan bila beberapa minggu atau bulan baru kita bisa kembali keraga kita mungkin raga kita sudah dimakamkan oleh keluarga kita (karena dianggap sudah mati, padahal belum). Bayangkan begitu kita sadar kita berada dua meter didalam tanah terkurung di kegelapan, sudah dibungkus kain kafan, dan tidak mungkin menggali keatas, kita berusaha berteriak minta tolong, siapa yang mungkin mendengar dan bisa menolong.
Dengan panik tangan kita mencakar-cakar berusaha untuk menggali tanah keatas, kaki berusaha menendang-nendang, akan tetapi himpitan tanah sangat keras, meskipun sampai kuku terlepas dan kulit bahkan daging tangan terkelupas dari tulangnya, takkan mungkin melepaskan diri dengan menggali keluar, waktu membatasi, sebentar saja persediaan oksigen dalam lubang menipis, kita akan kesulitan menarik nafas dan kita akan mati karena kehabisan oksigen, menjelang ajal, menyesalpun sudah terlambat, kemudian menjadi arwah penasaran gentayangan. Mati yang benar-benar mati dengan mata melotot, mulut berbusa dan jari tangan hancur berdarah. Masya Alloh, semoga ini tidak terjadi pada diri anda |
Send mail to nugraha_swadharma@yahoo.com
apabila ada pertanyaan atau komentar tentang web site ini. |